Selasa, 18 Oktober 2011

Ketika Cinta Tak bisa Memiliki


Itulah yang dirasakan seorang gadis bernama Fitria. Seorang gadis lugu,pendiam dan selalu menutup diri.ia hidup di tengah keluarga yg sederhana.

“Fitria.. nanti berangkat kerja tolong ini di anter ke tempatnya bude salmah ya..” Perintah ibunya dengan meletakkan sebuah plastik hitam bertali beserta isinya.

“iya bu.. “jawab fitria pendek dan tanpa penasaran sedikitpun apa isi plastik tersebut.

“jangan lupa salam ibuk buat  bude salmah dan nak Hasan..” Perintah ibu menambahi.

Sambil tersenyum fitriapun menjawab

“insyaAllah bu… nanti fitria sampaikan, fitria berangkat dulu ya bu.. assalamu’alaikum”.

“wa’alaikumsalam.. hati-hati ya fit.”

Hampir setiap hari fitria harus mengantarkan bingkisan untuk keluarga Bude Salmah.

Memang sudah bertahun-tahun mereka hidup bertetangga dan hubungan kedua keluarga pun sudah seperti saudara. Oleh karenanya mereka menjodohkan Hasan dan Fitria sejak mereka kecil,dengan harapan agar jalinan persaudaraan itu semakin erat.

Meski demikian sebenarnya dalam hati fitria malu dengan sikap ibunya yang berlebihan terhadap keluarga Bude Salmah. Terutama kepada Hasan.

“Assalamu’alaikum.. “Ucap fitria dari depan pintu rumah yang tak tertutup itu.

“wa’alaikumsalam… eh nak fitria, silahkan masuk nak..”Jawab bude dengan lembut mempersilahkan.

“oh ya trimakasih bude,, fitria Cuma mau nganterin ini dari ibuk buat bude.. oya ibuk juga nitip salam buat bude sama kak Hasan”sambil tersenyum fitria menyerahkan bingkisan dan menjelaskan maksud kedatangannya.

“ya sudah bude fitria pamit dulu,, takut kesiangan.. assalamu’alaikum.”Potongnya sambil terburu-buru

“oh ya ya.. maksih ya nduk salam juga buat ibukmu.. wa’alaikumsalam”Jawab bude salmah tersenyum.

Di tengah perjalanannya yang terburu-buru menuju tempat kerja, tiba-tiba

“brukk. “fitria tersandung dan terjatuh..buku-buku yang dipondongnyapun jatuh berantakan
“Aduuh.. bisa dimarahi si bos aku nanti”dalam hatinya cemas.

“de’ fitri.!”

“Suara itu..sepertinya ku kenal..”sembari menolehkan pandangan kearah suara yg memanggilnya.

“Kamu ndak apa2 de’??”

“Kak Hasan.! Oh ndak kak fitria ndak apa2 hanya keseleo sedikit sebentar nanti juga sembuh..kak Hasan kok bisa disini ??”Tanya fitria sambil membereskan bukunya yang berantakan.

“ndak.. tadi kebetulan lewat sini.. sini de’ biar ku Bantu”

“Makasih kak Hasan”

“Sama-sama de’”

Sejak peristiwa itu fitria selalu terbayang-bayang akan sosok Hasan yang baik hati dan penyayang,sholeh, pandai dan lg bijaksana.Selama ini meskipun mereka telah dijodohkan namun keduanya tak pernah terlihat akrab.boro-boro ngobrol,bertemu saja sangat jarang sekali.fitria yang semula biasa saja dengan perjodohan itu kini bersemangat dan nampak tak keberatan bila Hasan lah yang akan menjadi pendamping hidupnya.

Singkat cerita setelah kepulangan Hasan dari belajar di Negeri Jiran.Tentu waktu yang sangat lama bahkan bertahun-tahun lamanya untuk keduanya tidak bertemu dan saling sapa.Namun Fitria masih menyimpan perasaannya terhadap Hasan yang sebenarnya ia sendiri tak tahu apakah Hasan juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya.Yang ia yakini adalah mereka telah dijodohkan.Tiap malam dalam munajatnya pada Sang Pemberi cinta ia selalu memohon agar selalu didekatkan kepada yang baik,kepada yang bisa membawanya semakin dekat pada Rabbnya.

“Jika ka’ Hasan adalah jodoh yang Engkau pilihkan untukku ku mohon ya Allah agar Engkau permudah hubungan kami,dan satukanlah hati kami dibawah naungan cinta teragungMu.,agar penantianku berujung bahagia..
Namun jika dia bukanlah jodohku, aku mohon hapuslah rasa yang tak halal ini dari hatiku, jauhkanlah kami dengan caraMu, agar aku berhenti berharap padanya,agar aku tak selalu berharap kepada apa yang bukan untukku.. Aamiin..” tetesan airmatapun menjadi saksi akan kegundahan hatinya malam itu.

Keesokan harinya,

“tok tok tok.. Assalamu’alaikum..”

“wa’alaikumsalam..  eh bude Salmah.. masuk masuk bude” Saut fitria sambil membukakan pintu dan mempersilahkan masuk.

“iya nak fitria trimakasih.. ibuknya ada??”

“ada bude.. sebentar fitria panggilin.”bergegas ke belakang menemui ibunya.

“buuk ada bude Salmah tuh nyariin ibuk.sini biar fitria yang beresin cuciannya” sambil mengambil pekerjaan ibunya.

“ya sudah ibu kedepan dulu ya..”

Beberapa menit kemudian setelah perbincangan basa-basi berlalu..

“emm sebenarnya kedatangan saya kemari pertama-tama mau mengucapkan terimakasih kepada ibu Aminah sekeluarga selama ini sudah sangat baik hati dengan saya sekeluarga terlebih pada Hasan.yg kedua saya beserta keluarga mau meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada ibu dan juga fitria karena kami tidak bisa membalas kebaikan kalian sebagaimana kalian berbaik hati pada kami.”terang bude Salmah panjang

“begini bu aminah, Sepulangnya Hasan dari Malaysia beberapa waktu lalu ia telah memutuskan untuk meminang seorang wanita pilihannya yang juga teman belajarnya di Malaysia.Kami mohon maaf bila tiba-tiba perjodohan anak-anak kita dibatalkan karena saya tidak bisa memaksa Hasan.Dia sendirilah lah yang tahu mana yang terbaik untuk dirinya sendiri.sebagai orang tua saya hanya bisa mendoakan yang terbaik buat anak saya.Tentu demikian juga yang akan bu Aminah lakukan untuk anak ibu.Oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.” Tambahnya.

Fitria yang saat itu memang sengaja nguping pembicaraan ibu dan bude salmah tak kuasa menahan tangis,lemas tak berdaya dibuatnya.sakit hatinya,benar-benar hancur.

“Ya Allah….”ucapnya pelan sambil mengelus dada dan menghela nafas panjang menahan sesak dadanya.

Namun disana ibu dan bude salmah masih tetap berbincang hingga akhirnya ibu fitria menyadari mungkin memang keduanya tak berjodoh. Ibu fitriapun tak keberatan dan memaklumi akan hal itu.

Suatu malam kembali fitria terbangun di sepertiga malam untuk mencari ketenangan diri dengan bermunajat pada Sang Penguasa Hati.Namun tak seperti biasanya, kini dengan beban hatinya lebih sakit.

“Ya Allah… siapa yang tahu kegelisahanku?
Siapa yang lebih tahu keinginanku?
Siapa yang lebih mengerti aku dan hatiku ?
Selain Engkau..

Tak ada sesuatu yang Kau berikan kepada hambaMu
Tak ada musibah yang Kau timpakan kepada kekasihMu
Tak ada cobaan yang Engkau turunkan kepada yang mengaku mencintaiMu
Melainkan semua itu bukti cintaMu pada kami .
Melainkan semuanya adalah untuk kebaikan kami
Bahwa Engkau akan menghadirkan yang indah untuk kami
Bahwa Engkau sedang memilihkan yang terbaik untuk kami.

Sabarkan hatiku menanti pilihanMu ya Rabbi.. Aamiin”

Rintihnya dalam linangan airmata mengadu pada Sang Pemberi Cinta.

Setelah kejadian itu fitria hanya berpasrah dengan ketentuanNya,berdoa siang dan malam agar siapapun pendampinya kelak adalah dia yang terbaik pilihan Allah untuknya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------


“Setiap kita pasti pernah merasakan terjatuh dan sakit hati.namun sadarkah kita sakit yang kita rasakan adalah karena kelalaian kita sendiri.Jangan terlalu berharap kepada sesuatu yang belum tentu menjadi kepunyaan kita.karena setiap tindakan itu beresiko.dan resiko sebuah harapan adalah kekecewaan.Hanya padaNyalah sepatutnya kita berharap.Karena hanya Dialah sebaik-baik pengharapan”


Bookmark and Share



Artikel Terkai :)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Lailiya's Blog | Template Sweet Uniqx Transparent © 2011 Free Template Utta. Designer by Utta' Melanickz. Look Template Uniqx Opacity Transparent and Uniqx Transparent